Jumat, 19 Oktober 2012

BASIC ELECTRIC BMW


I. TEORI DASAR KELISTRIKAN
Kelistrikan mempunyai fungsi dan peranan yang penting dalam dunia Otomotif.
Listrik menyediakan energi untuk:
  • Memutar engine pada saat starting
  • Mengoperasikan lampu-lampu
  • Mengoperasikan gaugegauge dan aksesoris
  • Menjaga tingkat pengisian battery
  • Memberi power listrik ke Audio visual di dalam mobil
Untuk mengetahui lebih jauh sistem kelistrikan tersebut, bisa dimulai dengan mempelajari teory electron. Teory ini mencakup hampir semua penjelasan–penjelasan mengenai kelistrikan.

I.1 Teory Electron

Seperti diketahui setiap elemen terbuat dari jutaan atom. Atom-atom tersebut terdiri dari partikel–partikel electron yang mengelilingi orbitnya dan partikel proton pada intinya.
Ada dua gaya yang bekerja pada setiap atom, pada saat kondisi normal dua gaya ini berada dalam keadaan keseimbangan. Proton dan electron mempunyai gaya terhadap satu dan yang lainnya, lebih dan di atas gaya gravitasi dan atau sentrifugal.

Gaya tersebut ditentukan oleh muatan yang terdapat pada electron dan proton dimana electron bermuatan negatip sementara proton bermuatan positip. Jika terdapat perbedaan muatan maka akan timbul gaya saling tarik menarik antar atom, sementara jika atom mempunyai muatan yang sama akan saling tolak menolak. Arah dari pergerakan elektrik yang berdasarkan muatannya disebut polaritas. Contoh atom yang sederhana yaitu Hydrogen yang mempunyai satu electron di orbitnya dan satu proton di intinya. Sementara Uranium adalah contoh element yang sangat komplek yaitu mempunyai 92 elektron di orbitnya dan 92 proton di intinya.

Conventional theory of electron flow
Sebelum teori electron muncul, pemikiran orang terhadap electron adalah terbalik, yaitu bahwa electron mengalir dari kutub positif ke kutuf negatif yang mana teori ini disebut sebagai teori electron conventional.

I.2 Faktor – Faktror Kelistrikan

Ada tiga faktor dasar kelistrikan yaitu:
  1. Tegangan (Voltage)
  2. Arus (Current)
  3. Tahanan (Resistance)

I.2.1. Tegangan (Voltage)

Disebabkan adanya gaya dari medan electrostasticnya, muatan electric mampu menggerakkan muatan lainnya dengan cara menarik atau menolak yang disebut dengan tenaga potensial.
Ketika suatu muatan berbeda dari yang lainnya maka akan timbul perbedaan potensial antara muatan tersebut. Nilai dari perbedaan muatan potensial tersebut di dalam medan electrostastic dikenal dengan nama electron moving force (EMF). Satuan dari perbedaan itu adalah volt, untuk menghormati penemunya Alessandro Volta seorang ilmuwan Italy. Karena volt ini digunakan sebagai satuan perbedaan potensial maka sering disebut dengan “Voltage“.
 
Menjaga voltage yang benar adalah sangat penting.
Selama voltage drops (turun), kapasitas dari arus listrik juga akan turun.

I.2.2. Arus (Current)
Dalam pengembangannya untuk menyelidiki hukum dari gaya antara atom yang bermuatan seorang ilmuwan yang bernama Charles Coulomb mengadopsi sebuah satuan pengukuran yang disebut dengan “Coulomb“. Satuan tersebut ditulis dalam notasi ilmiah yang diekspresikan sebagai satu Coulomb = 6,23 X 10 18 proton atau electron. Secara sederhana kita kenal jika di dalam konduktor tembaga mengalir satu Ampere, berarti ada 6,23 juta–juta electron yang mengalir dalam satu detik.
Intensitas dari arus tersebut dinyatakan dalam Ampere (A).
Sehingga kita dapat mengukur volume energi (ampere) yang melalui sebuah kabel atau kita dapat mengukur kebutuhan listrik.

I.2.3. Tahanan (Resistance)
George Simon Ohm menemukan bahwa pada tegangan yang tetap jumlah arus yang mengalir melalui material tergantung dari tipe material dan ukurannya. Dengan kata lain semua material terdapat perlawanan terhadap aliran dari electron yang disebut dengan “resistance”. Jika perlawanan itu kecil, material tersebut dinamakan konduktor, jika perlawanannya besar disebut insulator.
Satuan untuk mengukur resistan tersebut diekspresikan dalam Ohm dan dilambangkan dengan huruf Yunani “Omega”=
Dapat juga dikatakan bahwa satu Ohm adalah gaya yang menahan tegangan satu Volt yang menghasilkan satu Ampere arus.

I.3 Sirkuit
Di dalam sistem kelistrikan ada tiga macam bagian penting yaitu:
  • Tegangang
  • Tahanan
  • Konduktor
Voltmeter adalah alat ukur untuk mengetahui tegangan potensial yang ada. Disambungkan secara parallel. Ohmmeter adalah alat ukur untuk mengetahui tahanan dan disambung secara parallel. Amperemeter adalah alat untuk mengukur arus yang mengalir dan dihubungkan secara seri. Secara teori kita dapat menghitung hal tersebut di atas dengan menggunakan rumusan hukum Ohm yaitu:

E (Volts) = I (Ampere) X R (Tahanan)




Rumusan tersebut dengan mudah digunakan dengan memakai gambar berikut. Jadi untuk mencari nilai dari salah satu faktor maka harus diketahui dahulu nilai dari kedua faktor yang lainnya.
Sehingga rumusnya:

       E = I X R, I = E / R atau R = E / I





Latihan


Jawaban
1.
Sebuah sirkuit mempunyai tegangan sebesar 12 V dan tahanannya 3 Ohm berapa nilai arus yang mengalir


Sesuai dengan rumus, maka
I =
I =
Jadi arusnya =





2.
Berapa tegangan yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus sebanyak 5 A melalui R = 8.7 Ohm.


E =
maka E =
Jadi tegangannya =





3.
Berapa nilai tahanan jika ada arus sebanyak 40 A mengalir dalam sirkuit yang bertegangan 12 Volt.


R =
maka R =
Jadi nilai tahanannya =


Tipikal dari sebuah sirkuit terdiri dari :
  1. Sebuah battery atau generator (EMF atau sumber electron)
  2. Konduktor (wiring untuk mengalirkan electron ke load yg dibutuhkan)
  3. Konsumer (load yang ada di sistem tsb)

Dalam teori dasar kelistrikan, dikenal adanya 3 kondisi sirkuit yaitu:
    • Closed Circuit (sirkuit terhubung)
Sirkuit ini mempunyai ciri–ciri sebagai berikut:
  • Sirkuitnya tersambung dari sumber dan kembali ke sumbernya lagi.
  • Ada tahanan (load) yang mengontrol jumlah arus yang mengalir.
    • Open Circuit (sirkuit terbuka)
Sirkuit ini tidak terhubung sempurna atau ada bagian yang terbuka, baik oleh switch atau oleh putusnya kabel.

  • Short Circuit (hubungan singkat)
Sirkuit ini terjadi jika arus mengambil jalan pintas untuk kembali ke sumbernya karena ada hubungan langsung konduktornya yang tidak melalui beban sehingga nilai arusnya menjadi tinggi sekali karena rendahnya nilai tahanan yang menghambat arus tersebut, maka konduktornya terbakar.

Jenis–jenis rangkaian dalam sistem kelistrikan ada 3 yaitu:

  • Rangkaian Seri:

Beberapa load dihubungkan menjadi satu rangkaian, sehingga arus hanya ada dalam satu rangkaian tersebut.


Ciri-ciri:
  • Nilai tahanan totalnya sama dengan jumlah tahanannya.
         R total = R1 + R2 + R3



  • Nilai voltage drop-nya dari masing masing tahanan jika dijumlahkan akan sama dengan tegangan sumbernya.
  • Nilai arus yang mengalir pada tiap–tiap tahanannya sama

Bila R1=2 dan R2=2; voltage=12 volt;
Berapa arus yang mengalir ? & berapa voltage yang drop di tiap2 Resistor ?
R total = ……………….
I total =…………………
V drop R1 =……………..
V drop R2 =……………..

    • Rangkaian Parallel:
Ada lebih dari satu cabang rangkaian sehingga arus bisa mengalir ke tiap–tiap cabang rangkaian. Tahanan terpasang secara berjajar.
Ciri–ciri:
  • Tegangan yang ada pada tiap-tiap tahanan adalah sama.
  • Nilai arus yang mengalir pada masing–masing tahanan, jika dijumlahkan akan sama dengan arus totalnya.
  • Nilai tahanan totalnya lebih kecil dari nilai tahanan terkecil pada sirkuitnya.

Bila R1=3 dan R2=6; Voltage=12 volt
R total =…………...
I total = …………..



  • Seri dan Parallel
Gabungan antara rangkaian seri dan parallel, sehingga mempunyai ciri–ciri sama dengan kedua rangkaian di atas, hanya bedanya untuk menyelesaikan penghitungan diselesaikan satu persatu rangkaiannya.


Bila R1=4, R2=6,R3=2
R total =………………………

I.4 Kemagnetan
Kelistrikan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kemagnetan, di mana mampu membuat motor listrik, generator, coil, relay, solenoid, transformer dll. Efek kemagnetan diselidiki pertama kali dengan ditemukannya struktur dari besi yang mampu menarik sepotong besi lain (lodestone). Penyelidikan lebih jauh tentang lodestone adalah ketika sepotong besi ditaruh di atas permukaan air maka besi tersebut akan menunjukkan arah Utara dan Selatan, sehingga sampai sekarang dikenal bahwa magnet mempunyai kutub Utara dan Selatan. Batang magnet ini sangat berguna dalam kehidupan sehari–hari yaitu dalam pemakaian jarum kompas yang telah digunakan lebih dari 1000 tahun silam dalam kehidupan manusia.

I.4.1 Medan Magnet
Jika menyelidiki sebatang magnet, maka akan ditemukan adanya gaya yang mengelilingi magnet tersebut. Hal ini bisa ditunjukkan dengan menaruh bubuk besi di atas kaca dimana di bawah kaca tersebut diletakkan sebatang magnet, sehingga bubuk besi tersebut akan mengelilingi batang magnet membentuk lingkaran gaya, seperti yang terlihat pada gambar berikut. Pola dari serpihan bubuk besi tadi adalah medan atau garis gaya magnet yang membentuk kutub Utara dan Selatan. Kekuatan medan magnet tergantung pada jarak medan magnet terhadap batang magnet, makin dekat jaraknya maka makin kuat kemagnetannya. Makin jauh jaraknya maka makin berkurang pula kemagnetannya, hal ini disebabkan karena udara merupakan hambatan terhadap medan magnet.
Medan magnet tersebut membentuk gaya dari kutub Utara ke Selatan pada bagian luar batang magnet. Pada bagian dalam batang magnet, gaya mengalir dari kutub Selatan menuju Utara, sehingga membentuk satu lingkaran.

Jika diadakan percobaan pada dua batang magnet yang didekatkan, akan terlihat bahwa kutub yang sama akan tolak menolak, sedangkan kutub yang berbeda akan tarik menarik.

Prinsip dasar teori kemangnetan:
Kutub yang senama akan tolak menolak dan kutub yang berbeda akan tarik menarik.

Seperti halnya dalam ilmu kelistrikan, ada material yang baik sebagai penghantar dan ada yang kurang baik atau lemah. Begitu juga dalam ilmu kemagnetan ada material yang baik untuk dibuat magnet, contohnya ALNICO (Almunium, Nikel dan Cobalt), besi dan baja, sementara ada material yang kurang baik untuk dibuat sebagai magnet yaitu kayu, gelas, kertas, tembaga dan seng.
Sebatang besi dapat dibuat menjadi magnet dengan beragam cara. Salah satunya dengan menggosokkan sebatang besi lain yang sudah menjadi magnet agar atom–atomnya menjadi searah membentuk kutub Utara dan Selatan. Cara lainnya dengan meletakkan sepotong besi di daerah yang mempunyai medan magnet cukup kuat, sehingga garis gayanya membuat atom pada batangan besi tersebut manjadi searah atau beraturan. Metode–metode tersebut disebut INDUKSI MAGNET.
Kesimpulan:
  • Setiap magnet mempunyai kutub Utara dan Selatan dan medan gaya yang mengelilingi magnet tersebut.
  • Kutub yang sama tolak menolak, kutub yang tidak sama tarik menarik.
  • Material magnet akan bereaksi jika terletak pada medan magnet.
  • Sepotong besi biasa dapat dibuat menjadi magnet melalui cara induksi.

Ada 2 jenis magnet yang umum :
  • Permanent magnet
Terbuat dari material baja yang sudah dikeraskan menjadi (hardened steel) magnet, saat baja tsb diberi kekuatan magnet di sekelilingnya dan setelah itu, kemagnetan di baja tsb masih tertinggal saat kekuatan magnet sudah dilepas.

  • Temporary magnet
Terbuat dari bahan besi yang lunak (soft iron) dan hanya menjadi magnet apabila ada medan magnet di sekelilingnya, apabila medan magnet tsb dijauhkan, maka kemagnetan di besi tsb akan hilang.

I.5 Elektro Magnet
Pada percobaan dengan menggunakan kompas yang didekatkan pada sebuah konduktor yang dialiri listrik maka jarum kompas akan bergerak menuju ke arah konduktor dari Utara ke Selatan. Dari percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jika sebuah konduktor dialiri arus listrik maka di sekeliling konduktor tersebut akan membentuk medan magnet. Medan magnet tersebut dapat dilihat melalui percobaan sepotong besi yang dililit kabel dan dipasang menembus sebuah papan tipis dan di sekelilingnya ditaburi bubuk besi. Jika kabel tersebut dialiri arus listrik, maka bubuk besi tersebut akan membentuk garis gaya magnet.

Ciri-ciri electromagnet adalah:
  • Medan magnet akan mengelilingi sepanjang konduktornya.
  • Medan magnet mempunyai arah yang sesuai dengan arah arus, yang dapat berubah sesuai dengan perubahan arah arus tersebut.
  • Seperti halnya magnet permanen, elektro magnet juga mempunyai kutub Utara dan Selatan.
  • Kekuatan medan magnet bergantung pada besar kecilnya arus yang mengalir dan juga jumlah gulungannya.
Jika suatu gulungan dialiri arus dan di tengah gulungan tersebut diberi sepotong besi (core) maka potongan besi tersebut menjadi magnet. Ini yang disebut induksi electromagnet.

Jika sepotong besi digerakkan memotong medan magnet, maka apabila kedua ujung besi tersebut diukur dengan menggunakan Voltmeter, Voltmeter akan menunjukkan tegangan yang kecil. Tetapi jika digerakkan parallel atau searah dengan medan magnet, maka tidak ada tegangan yang diinduksikan. Percobaan di atas menjadi teori dasar pembangkit listrik. Induksi tegangan tersebut tidak mempunyai polaritas yang permanen atau polaritasnya akan berubah jika arah pergerakkan konduktor berubah.
Faktor–faktor yang mempengaruhi tegangan induksi:
  • Kekuatan medan magnet
  • Kecepatan konduktornya memotong medan magnet
  • Jumlah lilitan atau gulungan konduktor

I.5.1 Pembangkit Listrik (Generating voltage)
Generator
Di dalam generator, konduktor berputar melalui sebuah medan magnet yang diam (stationery) yang akan membangkitkan voltage di commutator, yang dihubungkan ke sirkuit melalui brushes (sikat carbon).
Voltage yang dibangkitkan adalah DC voltage.

Alternator
Di dalam alternator medan magnet berputar melalui konduktor yang diam (stationery) yang akan membangkitkan arus bolak balik (alternating current/AC).

Ignition coil
Voltage dapat dibangkitkan dengan menaikkan atau membuang medan magnet yang melewati konduktor yang diam (stationer).
Tegangan listrik B+ disuplai oleh battery dan sebuah medan magnet terjadi di sekeliling coil konduktor. Ground dari DME menarik arus listrik yg lemah dari konduktor dan membuang arus listrik yang menyebabkan medan magnet membangkitkan voltage di konduktor secondary (konduktor kedua).

I.6 Tipe voltage
DC Voltage
Adalah sebuah aliran arus listrik yang bergerak secara terus menerus dalam satu arah, dari potensial tinggi ke potensial rendah. DC=Direct Current. Dalam operasi sirkuit listrik di otomotif hampir semuanya menggunakan arus listrik DC dan di suplai oleh Battery.


AC Voltage
Arus listrik dengan arah terbalik (reverses) pada interfal reguler disebut sebagai AC (Alternating Current). Aliran arus listrik ini akan terus menerus terjadi beberapa kali dalam 1 detik. AC voltage yang dihasilkan oleh alternator harus dirubah ke DC supaya dapat men-charge battery.


I.7 Konduktor, Isolator dan semi konduktor
Konduktor
Material yang mempunyai 1-3 electron di ring luar dari sebuah atom akan lebih mudah untuk menggerakkan atom ke atom.Ingat bahwa definisi dari aliran arus listrik adalah pergerakan yang bebas electron dari atom ke atom.
Konduktor yang bagus kebanyakan dari metal seperti,emas (gold), perak (silver), tembaga (copper), dan alumunium.Tetapi tidak semua konduktor mempunyai resistan (hambatan) yang sama untuk mengalirkan electron bebas.
Tembaga adalah element yang banyak digunakan dalam sistem kelistrikan, karena tembaga adalah konduktor atau penghantar listrik yang bagus, hal ini bisa terjadi karena struktur dari atom tembaga mempunyai 29 elektron di orbitnya dan mempunyai hanya satu electron pada lingkaran orbit terjauhnya.
Alasan itulah yang membuat tembaga menjadi konduktor yang baik, karena hanya mempuyai satu electron di lingkaran orbit paling luarnya dan juga paling jauh dari intinya, sehingga atom tersebut tidak mampu menahan elekron lebih kuat lagi dan dengan mudah melepas electron tersebut ke atom yang lainnya.

Tahanan pada konduktor dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
  1. Bahan atau structure atom ditentukan oleh berapa banyak electron bebas yang terkandung di dalamnya. Makin banyak jumlah electron bebasnya makin kecil nilai tahanannya.
  2. Panjang konduktornya yaitu makin panjang konduktor tersebut makin besar tahanannya.
  3. Penampang atau ukuran kabel makin besar penampangnya makin kecil nilai tahanannya.
  4. Temperature, pada beberapa material konduktor makin tinggi nilai temperaturenya makin tinggi juga nilai tahanannya.

Gb.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tahanan

Isolator
Material yang mempunyai 5-8 electron di ring luar, mempunyai electron yang sangat kuat ikatannya, material ini disebut sebagai isolator atau konduktor yang sangat lemah.Gerakan electron di ring luar terhambat, atom tidak dengan mudah melepaskan dan menerima electron. Ini akan sangat efektif untuk menghentikan aliran electron bebas dan arus listrik yang lainnya. Karet (rubber), kaca (glass), dan beberapa plastik adalah isolator yang bagus.


Semi Konduktor
Material yang mempunyai 4 electron di ring luar dari atom bisa sebagai konduktor ataupun isolator.4 electron menyebabkan properti sebagai listrik spesial yang diberi nama “semi konduktor”.Material yang digunakan di sini adalah Germanium dan silicone.


Semi Konduktor Doping
Ketika semi konduktor dibentuk menjadi sebuah crystal, 4 electron yang berada di ring luar akan bergabung menjadi satu di dalam atom.
Ini membuat bentuk crystal dari material ini sangat baik untuk isolator, karena tidak ada electron bebas untuk membawa arus listrik.
Elemen lain dapat ditambahkan untuk merubah struktur crystal dari germanium dan silicone. Elemen ini disebut Doping dari sebuah semi konduktor. Doping membuat electron menjadi bebas atau mampu membuat lubang di semi konduktor untuk dapat membawa arus listrik.

Material tipe N

Apabila semi konduktor di dop dengan sebuah elemen yang mempunyai 5 electron di ring luar maka tidak akan ada cukup tempat di ring luar untuk electron yang ke-9 (4 electron di semi konduktor dan 5 di luarnya)
Tipe material dop ini disebut negatif material atau N-material, karena sudah mempunyai kelebihan electron dan akan menolak tambahan negative charge.

Material tipe P

Apabila semi konduktor di dop dengan sebuah elemen yang mempunyai 3 electron di dalam ring luar dari beberapa atom, maka hanya akan mempunyai 7 electron di ring luar.selanjutnya akan ada sebuah lubang di dalam beberapa ring luar.
Tipe material dop ini disebut positif material atau P-material, karena akan menarik electron bebas.

Junction (Persimpangan sambungan)
Doping germanium dan silicone tidak bisa kita prediksi untuk dapat menyalurkan voltage, tergantung dari charge voltage yang mana yang akan disambungkan di tipe materialnya (P atau N).
Jalur yang akan digunakan untuk menyambung material P dan N disebut sebagai Junction.Sebuah komponen sederhana yang digunakan untuk menyambung materil P dan material N disebut sebagai dioda.Aplikasi dari voltage yang digunakan untuk men-dop 2 semi konduktor disebut sebagai biasing. Sebuah material yang kompleks untuk menyambung juntion 2 PN disebut sebagai Transistor.
Kabel di dalam sirkuit elektrik terdiri dari konduktor dan insulator. Pada umumnya konduktor terbuat dari tembaga dan insolator terbuat dari plastik atau karet. Konduktor ini terbagi dalam beberapa ukuran, dimana makin kecil diameter kabel makin besar nilai AWG-nya (American Wire Gauge/salah satu standart kabel ).


Kesimpulan:
Atom yang pada orbit terjauhnya mempunyai electron kurang dari 4 disebut KONDUKTOR, sedangkan yang mempunyai electron sama dengan 4 disebut SEMIKONDUKTOR, sedangkan yang mempunyai electron lebih dari 4 disebut ISOLATOR.

Dari penjelasan di atas bisa ditarik suatu definisi yaitu:

LISTRIK ADALAH MENGALIRNYA ELEKTRON – ELEKTRON DARI ATOM KE ATOM DALAM SEBUAH KONDUKTOR DARI NEGATIVE KE POSITIVE.


I.8 Komponen-Komponen Elektronik dan Listrik
Selama ini dikenal cukup banyak komponen–komponen elektronik, tetapi tidak akan dibahas secara keseluruhan. Secara garis besar komponen–komponen tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

  • Komponen pasif
Komponen–komponen pasif adalah komponen yang tidak mengolah arus dan tegangan, melainkan hanya menaikkan/menurunkan arus dan tegangan yang melaluinya. Contoh komponen pasif adalah resistor, capasitor dan transformer.

  • Komponen aktif
Komponen–komponen aktif adalah komponen yang mengolah arus dan tegangan yang melaluinya. Contoh komponen aktif adalah diode dan trasnsistor.

  • Switch (saklar)
Switch adalah sebuah komponen mekanikal yang digunakan untuk menyambung, melepas atau mengarahkan arus listrik. Switch dapat dipasang pada posisi kabel positif atau negatif dari sebuah sirkuit. Switch dapat digunakan untuk meng-kontrol suatu beban secara langsung atau digunakan untuk meng-operasikan sebuah relay yang akan digunakan untuk mengalirkan arus listrik yang lebih besar (contoh: Headlight switch, horn button/bel mobil, atau window switch/switch jendela).

  • Relay
Relay adalah sebuah switch yang menggunakan tenaga electromagnet untuk menggerakkan contact secara mekanikal.
Sejumlah kecil arus listrik mengalir melalui sebuah coil relay untuk menggerakkan sebuah armature dan membuka atau menutup aliran arus yang besar melalui sebuah sirkuit yang berbeda.


Cara kerja relay :
  • Bagian kontrol : B+ (KL86) dan B- (KL85) untuk menggerakkan coil untuk menimbulkan tenaga magnet. Aktifnya coil ini akan menyambungkan KL30 dan KL87. Apabila relay ini dalam keadaan open (terbuka), maka posisinya menjadi tidak aktif.
  • Bagian kerja : B+ (KL30) sebagai input power dan relay output (KL 87).Apabila kerusakan terjadi di bagian ini dan dalam posisi close (tertutup), maka arus listrik akan selalu mengalir terus menerus.
BMW menggunakan relay dengan beberapa variasi pin (3,4,5 pin) dan beberapa konfigurasi pin (NO=normally open, NC=normally closed dan tipe Changeover). Jangan memindahkan relay dengan kapasitas berbeda, selalu Ganti relay dengan tipe yang sama (contoh : DME main power relay/relay utama, secondary air pump relay dan rear window defroster relay).

  • Diode
Cara kerja komponen: Jika anoda-nya lebih positip dibandingkan dengan katodanya maka arus akan mengalir (conduct) dari anoda ke katoda atau forward biased, tetapi jika kebalikannya atau reverse biased maka arus tidak bisa mengalir. Diode ini dibuat dari bahan semikonduktor jenis P dan digabungkan dengan semikonduktor jenis N, sehingga terbentuklah “depletion layer”. Untuk melewati depletion layer tersebut diperlukan tegangan perintang, yang besarnya tergantung dari material diode-nya (jika dibuat dari Silicon tegangan jatuhnya 600 mV, sementara Germanium 100 mV).

  • Zener Diode
Sebuah diode yang memperbolehkan sejumlah arus listrik yang dapat melewati arah balik disebut sebagai Zener Diode.Apabila breakdown voltage dari dioda zener 6 volt, maka pada nilai 6 volt dan di atasnya, dioda zener akan memperbolehkan aliran arus listrik untuk melewati arah balik melalui dioda tanpa merusak dioda tersebut.
Apabila nilai breakdown voltage di bawah nilai yang ditentukan maka dioda zener akan berfungsi secara normal. Dioda zener sering digunakan untuk sistem charging (pengisian battery) untuk merubah AC ke DC.seperti dioda biasa, dioda zener mempunyai nilai voltage , arus listrik dan arus balik yang spesiifik.

  • Light emitting Diode (LED)
Light-emmiting diode (LED) adalah dioda yang forward bias-nya dapat dilihat (menyala).Selama arus listrik mengalir melalui LED, energi listrik akan dirubah menjadi lampu yang menyala, ini disebabkan karena adanya radiasi yang melalui lapisan tipis positif di material dioda.

  • Transistor
Ada dua macam tipe transistor yaitu: Bipolar Transistor dan Field Effect Transistor. Transistor yang banyak dipakai oleh komponen–komponen elektronik pada umumnya adalah transistor tipe bipolar, jadi pembahasan dititik beratkan pada tipe bipolar tersebut.
Transistor terbuat dari tiga buah semikondukor yang dipasang bersusun. Ada dua cara penyusunan semikonduktornya secara berseling. Yaitu jika semikonduktornya yang di tengah adalah jenis P, sedang yang mengapitnya adalah semikonduktor jenis N, maka transistornya disebut tipe NPN. Tetapi jika semikonduktornya yang di tengah jenis N, sedang yang mengapitnya semikonduktor jenis P, maka transistornya disebut tipe PNP.

Cara kerjanya transistor adalah:
  • Tipe NPN, jika base-nya diberi arus positip yang kecil, maka arus negatip yang besar dari collector mengalir menuju emitter. Sedangkan jika arus positipnya berubah menjadi negatip maka arusnya akan berhenti mengalir.
  • Tipe PNP, jika base-nya diberi arus negatip yang kecil, maka arus positip akan mengalir dari emitter ke collector. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.
  • Solenoid
Sebuah solenoid, adalah seperti halnya sebuah relay, menggunakan aliran arus listrik dan electro magnet untuk menggerakkan mekanikal komponen. Solenoid terdiri dari sebuah lilitan coil yang dikelilingi sebuah spring (per) di plunger metalik.
Saat arus listrik mengalir ke lilitan (winding), energi magnet yang timbul akan menarik plunger melawan tension sping (tekanan per) menuju ke titik tengah dari coil.Ketika arus listrik stop, medan magnet akan hilang dan plunger bergerak keluar dari coil dengan tekanan dari spring.Solenoid umumnya dipakai di motor starter, injector dan purge valves.

  • Resistor (hambatan)
Resistor membatasi arus listrik di dalam sebuah sirkuit dengan cara menghambat arus yang masuk di dalam sebuah sirkuit.Resistor tersedia dalam dalam beberapa tipe, yaitu : Fixed resistor dan Variabel resistor.

Fixed resistor dengan indikasi warna di body resistor.
  • Variable resistor
Thermistor
Hambatan yang terjadi di suatu resistor dapat bervariasi sesuai dengan perubahan temperatur yang terjadi.Sebuah thermistor adalah sebuah resistor yang dapat menerima perubahan hambatan yang besar dengan sedikit perubahan di temperatur.
Thermistor normalnya adalah tipe NTC (negative temperature coefficient).Selama temperatur naik hambatan akan turun. BMW juga menggunakanthermistor PTC (positive temperature coefficent).Selama hambatan naik temperature juga naik.

Potentio meter
Potensiometer (pot.) adalah sebuah variable resistor yang mampu merubah nilai dari hambatan.Potensiometer mempunyai 3 terminal, :
  • Terminal 1 untuk suplai voltage, umumnya 5 volt
  • Terminal 2 suplai ground dari control module
  • Terminal 3 untuk input signal ke control module (output dari pot.)

Potensiometer digunakan untuk mengukur gerakan mekanikal seperti, vane air flowmeter, thottle position sensor dan pedal position sensor.

Rheostat
Sebuah rheostat adalah sama dengan variable resistor, hanya saja terminal konektornya ada 2.output dari rheostat adalah variasi hambatan dari 2 konektor.

Electric motor
Motor DC hampir sama dengan generator DC, ketika arus listrik melalui sebuah armature, medan magnet akan ditimbulkan dan mengakibatkan armatur berputar.

Stepper motor
Stepper motor berbeda dgn cara kerja motor DC, tidak seperti di motor DC yang putarannya bebas, stepper motor berputar sedikit demi sedikit (step by step). Apabila motor DC berputar cepat untuk menimbulkan torsi yang besar, maka di stepper motor memberikan torsi yang besar pada kecepatan rendah.Stepper motor mempunyai holding torque (torsi yang dipertahankan), kemampuan untuk menghambat putaran.
Stepper motor diputar oleh interaksi antara attraction dan repulsion.Medan magnet menimbulkan putaran dengan strategi meng-on-kan dan off dari coil. Ini akan mendorong dan menarik permanen magnet di sekeliling rotor yang memutar output shaft dari stepper motor.

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar